Jakarta – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan grupnya kembali menunjukkan kontribusi signifikan dalam pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara (IKN) dengan menyuplai bahan baku baja. Salah satu proyek utama yang didukung adalah pembangunan Istana Negara di IKN.
Direktur Utama Krakatau Steel, Purwono Widodo, mengungkapkan bahwa sepanjang semester I 2024, Krakatau Steel Group telah mengirimkan 3.000 ton plat baja dengan spesifikasi baja tahan cuaca. Plat baja ini kemudian diproses lebih lanjut di workshop NuArt milik Nyoman Nuarta di Bandung menjadi 4.650 bilah garuda dengan bentangan sayap sepanjang 177 meter dan tinggi 77 meter.
“Ini mendukung keinginan kita semua untuk mempunyai Istana Negara yang dirancang, dibangun, dan menggunakan bahan-bahan produk Indonesia sendiri,” jelas Purwono Widodo dalam keterangan resmi, Jumat (26/7/2024).
Lebih lanjut, Purwono Widodo menjelaskan bahwa pada tahap awal, pembangunan IKN membutuhkan sekitar 500.000 hingga 700.000 ton baja. Kebutuhan ini diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 9,5 juta ton secara akumulatif.
Dalam Laporan Keuangan hingga Triwulan II 2024, Krakatau Steel mencatatkan pendapatan sebesar USD 444,67 juta atau setara dengan Rp 7,3 triliun. Perseroan berhasil memperoleh laba bruto sebesar USD 48,23 juta atau setara Rp 790,72 miliar, dengan gross profit sebesar 10,8%.
Dari sisi biaya usaha, terjadi penurunan sebesar 14% menjadi USD 56,36 juta atau setara Rp 924,02 miliar. Namun, dengan masih tingginya beban keuangan yang harus ditanggung, yaitu sebesar USD 61,93 juta atau setara Rp 1,02 triliun, perseroan masih membukukan rugi periode berjalan sebesar USD 60,00 juta atau setara dengan Rp 983,64 miliar.
“Kinerja hingga Triwulan II Tahun 2024 masih belum lebih baik dibandingkan periode sebelumnya, seiring dengan belum optimalnya kinerja dari segmen baja akibat kondisi pasar baja global yang sangat volatile. Salah satunya dipicu oleh pelemahan permintaan baja di Tiongkok yang mendorong Tiongkok gencar melakukan ekspor baja ke pasar global.
Diharapkan produksi pertama produk HRC pasca perbaikan akan dimulai pada Triwulan IV tahun 2024, sehingga keberlangsungan usaha perseroan dalam jangka panjang tetap terjaga.
Salah satu strategi yang dilakukan adalah optimalisasi penyerapan produk Krakatau Steel Group di pasar domestik maupun proyek strategis nasional. Misalnya, beberapa waktu lalu Krakatau Steel Group melalui PT Krakatau Pipe Industries melakukan pengiriman pipa gas untuk kebutuhan proyek Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS).
Purwono juga menyampaikan bahwa Krakatau Steel dan grupnya terus mengupayakan peningkatan kinerja dengan bersinergi dan berkolaborasi pada berbagai proyek strategis nasional bersama perusahaan BUMN lainnya. Hal ini dilakukan agar dapat merealisasikan pemenuhan kebutuhan baja nasional.