Jakarta – Bencana alam yang dipicu oleh perubahan iklim semakin mengkhawatirkan dan dapat berdampak serius bagi penduduk bumi. Pemanasan global yang menyebabkan suhu rata-rata dunia naik ke tingkat tertinggi alias rekor, membuat masyarakat harus semakin waspada.
Kenaikan suhu yang menembus rekor tercatat pada Senin, 21 Juli lalu. Pantauan dari Copernicus Climate Change Service (C3S) menunjukkan suhu permukaan global naik jadi 17,09 derajat Celsius. Angka ini melebihi rekor sebelumnya sebesar 17,08 derajat Celsius yang terjadi pada 6 Juli tahun lalu.
“Pada tanggal 21 Juli, C3S mencatat rekor baru suhu rata-rata global harian,” kata Direktur C3S Carlo Buontempo, dikutip dari CNBC International, Minggu (28/7/2024).
C3S mengkonfirmasi bahwa suhu rata-rata pada hari Minggu mencerminkan suhu tertinggi baru dalam catatan mereka sejak tahun 1940.
“Sebelum Juli 2023, pemantau iklim UE menyebutkan rekor suhu rata-rata global harian sebelumnya adalah 16,8 derajat Celsius pada 12 Agustus 2016,” jelasnya.
Beberapa peneliti iklim sebelumnya telah memperingatkan bahwa rekor panas yang luar biasa kemungkinan besar akan menyebabkan musim panas yang panjang dan terik, merujuk pada kondisi yang tidak baik bahkan mengancam manusia.
Mengutip BNE News, di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), suhu udara yang terasa mencapai 62 derajat Celsius, meskipun suhu udara nominal di Dubai berada di level 43 derajat Celsius pada 17 Juli.
Mengutip Reuters, Jepang mengeluarkan peringatan serangan panas di 39 dari 47 prefektur karena suhu mencapai 37 derajat Celsius awal pekan ini. Tak hanya Tokyo, suhu panas juga melanda Hachioji dan Gunma, di mana beberapa wilayah suhu sempat mencapai 40 derajat Celsius.