in

PKB dan PBNU Akhirnya Duduk Bareng! Ada Apa Sebenarnya?

Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid, menyatakan bahwa partainya tidak keberatan untuk duduk bersama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) guna menyelesaikan konflik yang ada antara kedua organisasi tersebut. Jazilul menegaskan bahwa PKB tidak pernah memiliki masalah dengan PBNU, termasuk dengan pimpinannya seperti Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya dan Sekjen Syaifullah Yusuf alias Gus Ipul.

“Tidak ada soal kalau jelas apa yang mau dibicarakan. Kita enggak pernah ada masalah. PKB itu tidak pernah merasa punya masalah dengan Gus Ipul, dengan Gus Yahya,” kata Jazilul di kompleks Parlemen, Selasa (30/7).

Kebingungan Jazilul: Apa yang Harus Dibicarakan?

Namun, Jazilul mengaku bingung mengenai apa yang harus dibicarakan jika kedua organisasi tersebut harus duduk bersama. Menurutnya, selama ini PBNU melalui Gus Ipul yang terus mencari-cari masalah. Jazilul juga mengingatkan bahwa warga Nahdliyyin tidak bisa terus dibohongi dan publik telah mengetahui sepak terjang Gus Ipul.

“Apa itu tidak didengar? Apa itu tidak dibaca? Keluhan-keluhan dari para warga Nahdliyyin. Itu kan banyak sekali. Masa budeg, masa enggak didengar,” katanya.

Penolakan Wacana Intervensi PBNU

Jazilul juga menolak wacana intervensi yang dilakukan PBNU dengan menugaskan dua orang untuk mendalami hubungan kedua organisasi. Menurutnya, PKB saat ini solid dan langkah PBNU tersebut salah alamat.

“PKB berdaulat menjalankan undang-undang partai politik. Undang-undang nomor 2 tahun 2011. Sedangkan NU berjalan dengan undang-undang ormas. Jadi kamarnya berbeda-beda,” kata Jazilul.

Keputusan Rapat Pleno PBNU

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil menyusul narasi konflik yang menyiratkan ketegangan hubungan antara kedua organisasi. Dia tidak menampik adanya ketegangan antara PBNU dan PKB yang meruncing dalam beberapa waktu terakhir.