in

An Se Young Dipaksa Cuci Baju dan Rapikan Kamar Senior Selama 7 Tahun! Anda Tidak Akan Percaya!

Jakarta – Atlet tunggal putri Korea Selatan, An Se Young, mengisahkan pengalaman pahitnya selama tujuh tahun di pusat pelatihan tim bulu tangkis Korea Selatan. Berdasarkan laporan dari media Korea Selatan, Maekyung (MK), An Se Young kerap diperintahkan untuk mencuci pakaian dan membersihkan kamar seniornya.

MK melaporkan bahwa peraih medali emas Olimpiade Paris 2024 ini mengalami berbagai perlakuan tidak adil selama berada di pelatnas bulu tangkis Korea Selatan. Mulai dari penanganan cedera yang buruk, pelatihan yang terlalu menitikberatkan sektor ganda, hingga kesempatan berkompetisi yang terbatas karena senioritas.

Media Korea Selatan lainnya, MT, juga mengungkapkan kasus serupa yang dialami oleh An Se Young. Bahkan, MT menyebut bahwa orang tua An Se Young pernah mengajukan laporan kepada Asosiasi Bulu Tangkis Korea (BKA), namun tidak membuahkan hasil yang positif.

An Se Young bergabung dengan pelatnas bulu tangkis Korea Selatan pada tahun 2017, saat masih duduk di bangku kelas tiga sekolah menengah pertama. Karena usianya yang paling muda, An Se Young sering menjadi korban senioritas. Ia harus menggantikan tali raket yang rusak, membersihkan kamar senior, hingga mencuci pakaian beberapa pemain senior.

Belakangan ini, An Se Young menjadi sorotan setelah mengungkapkan berbagai keburukan dari Asosiasi Bulu Tangkis Korea (BKA). Pernyataannya pada konferensi pers usai menjadi juara Olimpiade 2024 mengejutkan banyak pihak dan membuat hubungan antara An Se Young dan BKA semakin tegang.

Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea diyakini telah mengetahui informasi tersebut dan sedang melakukan investigasi. Investigasi ini akan menyentuh banyak aspek, mulai dari penanganan cedera, pelatihan yang terlalu menitikberatkan pada sektor ganda, hingga kesempatan berkompetisi.

Investigasi juga akan membahas masalah tata cara, sistem, dan pelaksanaan operasi dana subsidi kepada Asosiasi Bulu Tangkis Korea. Selain itu, investigasi akan menyoroti keperluan kehadiran pelatih pribadi yang selama ini bukan hal lazim dilakukan di Korea.