Jakarta – Pulau Jawa dikelilingi oleh beberapa zona megathrust yang memendam energi besar dan berpotensi memicu gempa dahsyat serta tsunami.
Megathrust adalah daerah antar-lempeng tektonik Bumi yang mempunyai potensi besar untuk memicu gempa kuat dan tsunami yang cukup dahsyat. Zona ini diperkirakan bisa ‘pecah’ secara berulang dengan jangka waktu hingga ratusan tahun.
Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memperingatkan mengenai ancaman dari kedua megathrust di Indonesia yang sudah lama tidak ‘pecah’. Peringatan ini disampaikan terkait gempa dengan Magnitudo 7,1 yang memicu tsunami di Jepang, yang bersumber dari Megathrust Nankai, salah satu zona seismic gap, pada Jumat (8/8).
Seismic gap adalah area sumber gempa potensial yang belum sama sekali mengalami gempa besar dalam puluhan hingga ratusan tahun terakhir. Menurut Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017, segmen Megathrust Mentawai-Siberut dan Megathrust Selat Sunda terakhir kali mengalami gempa lebih dari ratusan tahun lalu.
Berdasarkan peta yang sama, saat ini ada setidaknya 13 megathrust yang mengepung Indonesia. Beberapa di antaranya mengalami pecah segmen hingga membentuk segmen baru, seperti Segmen Mentawai yang dibagi menjadi Segmen Mentawai-Siberut dan Segmen Mentawai-Pagai. Ada juga segmen Jawa yang dibagi menjadi tiga segmen: Segmen Selat Sunda-Banten, Segmen Jawa Barat, dan Segmen Jawa Tengah-Jawa Timur.
Meskipun para pakar mampu memprakirakan potensi magnitudo, hingga saat ini belum ada yang bisa memprediksi kapan megathrust akan ‘pecah’. Sejumlah studi menjelaskan bahwa megathrust ini, termasuk yang berada di dekat Pulau Jawa, berpotensi memicu tsunami hingga puluhan meter.
Jawa, sebagai pulau dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, harus waspada. Per semester I 2024, menurut data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, jumlah total penduduk Indonesia sebesar 282.477.584 jiwa, dengan 55,93 persen di antaranya berada di Pulau Jawa.