Jakarta – Inggris baru saja melaporkan ditemukannya lima kasus “super gonore”, jenis baru dari infeksi gonore yang memiliki resistensi lebih tinggi terhadap berbagai antibiotik dibandingkan strain sebelumnya. Strain baru ini terbukti kebal terhadap antibiotik utama, yaitu Ceftriaxone, sehingga dokter harus menggunakan obat alternatif, azitromisin.
Menurut studi awal dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), strain “super gonore” ini terdeteksi pada lima individu antara Juni 2022 dan Mei 2023. “Hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya jumlah diagnosis gonore di Inggris hingga mencapai rekor tertinggi tahun lalu,” berdasarkan data UKHSA yang dilansir dari The Sun.
Jumlah diagnosis penyakit ini dilaporkan naik 7,5 persen, dari 79.268 kasus pada 2022 menjadi 85.223 kasus pada 2023. Secara keseluruhan, data NHS di tahun 2023 menunjukkan lebih dari 165 kasus infeksi resisten antibiotik terdeteksi di rumah sakit setiap harinya. Bahkan, peningkatannya mencapai sekitar 50 persen dalam lima tahun terakhir.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa infeksi tersebut mungkin suatu saat tidak akan bisa diobati sama sekali. Walaupun kehadiran “super gonore” ini meningkatkan kebutuhan akan antibiotik baru, hanya ada sedikit dorongan bagi perusahaan farmasi untuk berinvestasi dalam pengembangannya.
Proses pengembangan antibiotik bisa memakan waktu 10-15 tahun dan membutuhkan biaya yang sangat besar. Infeksi menular seksual seperti gonore dapat menyebabkan komplikasi kesehatan jangka panjang jika tidak segera diatasi, termasuk penyakit radang panggul, infertilitas, dan kehamilan ektopik.
Kasus pertama “super gonore” di Inggris ditemukan pada tahun 2016, dan sejak itu jumlah kasus terus meningkat.