Jakarta – Ola Electric, perusahaan terkemuka di India yang dikenal dengan layanan pemesanan kendaraan untuk skuter listrik, telah mengejutkan industri teknologi dengan mengumumkan ekspansinya ke dalam perangkat keras kecerdasan buatan (AI). Langkah ini menandai ambisi besar India dalam mengembangkan teknologi AI yang semakin berkembang.
Ola Electric menyebarluaskan rencananya untuk mengembangkan rangkaian chip AI sebagai bagian dari upaya India untuk menjadi pemain utama pada bidang kecerdasan buatan. Rangkaian chip pertama yang dinantikan akan diluncurkan pada tahun 2026 mencakup tiga model: Bodhi 1, Ojas, dan Sarv 1.
Bodhi 1 adalah chip AI pertama yang dirancang dan dibuat di India. Chip ini dibuat untuk inferensi AI, menjadikannya pesaing kuat untuk model bahasa besar (LLM) dan aplikasi yang membutuhkan pemrosesan visi berkinerja tinggi. Ola mengklaim bahwa Bodhi 1 unggul dalam efisiensi daya, sebuah faktor penting mengingat meningkatnya kebutuhan daya sistem AI.
Chip kedua, Ojas, dirancang untuk menjawab kebutuhan yang semakin meningkat akan solusi AI yang canggih. Chip ini dapat diadaptasi untuk berbagai aplikasi di sektor otomotif, seluler, dan Internet of Things (IoT). Ola berkeinginan untuk mengintegrasikan Ojas ke dalam kendaraan listrik masa depannya, yang berpotensi mengendalikan fitur-fitur seperti optimalisasi pengisian daya dan sistem bantuan pengemudi tingkat lanjut (ADAS).
Chip ketiga, Sarv 1, merupakan CPU server serba guna yang didasarkan pada set instruksi Arm. Chip ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan komputasi AI yang terus meningkat di industri pusat data. Meskipun presentasi Ola menyoroti tolok ukur kinerja dan efisiensi daya yang mengesankan untuk chip prototipe mereka, beberapa detail penting tidak disebutkan, seperti GPU Nvidia spesifik yang digunakan untuk perbandingan dan lokasi pembuatan chip ini.
Pengumuman ini menandakan tekad India untuk memasuki perlombaan AI global, yang saat ini dipimpin oleh Amerika Serikat dan Cina. Dengan kumpulan talenta teknologi yang potensial dan banyak, India mempunyai sumber daya yang berharga dalam mengejar kemajuan AI. Selain itu, pembatasan yang sedang berlangsung pada penjualan teknologi mutakhir ke Cina oleh perusahaan-perusahaan seperti Nvidia dan ASML dapat menaruh India sebagai pasar alternatif yang menarik untuk bisnis-bisnis ini.
Namun, Ola Electric menghadapi tantangan yang signifikan sebelum proyek chip AI ambisiusnya dapat berhasil. Pasar perangkat keras AI saat ini dikontrol oleh pemain-pemain yang sudah mapan, dan Ola harus memberitahu bahwa chip-nya dapat bersaing dalam hal kinerja, efisiensi daya, dan biaya. Selain itu, perusahaan harus membentuk infrastruktur manufaktur yang kuat untuk komponen silikon canggih ini.