Jakarta – Banyak orang yang sudah memasuki usia paruh baya tetap merasa muda dan tidak mengalami banyak perubahan fisik seperti saat mereka berusia 20-an. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa ada periode usia tertentu di mana penuaan terjadi lebih cepat.
Menurut penelitian, penuaan terjadi dengan cepat dalam dua periode selama paruh baya dan lanjut usia, yaitu pada usia 44 tahun dan 60 tahun. Penelitian ini menyoroti bahwa proses penuaan bersifat “nonlinear”, di mana jam biologis dan kronologis kita tidak sepenuhnya sinkron.
Penelitian tersebut melacak perubahan laju molekuler pada 108 orang berusia 25 hingga 75 tahun dalam kurun waktu sekitar 1,7 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa pada usia pertengahan 40-an dan awal 60-an terjadi perubahan yang dramatis.
Pada usia pertengahan 40-an, terjadi perubahan molekuler yang signifikan terkait dengan penyakit kardiovaskular, lemak, dan metabolisme alkohol. Hal ini berarti kemampuan tubuh untuk memecah alkohol dan lemak menjadi kurang efektif saat seseorang mencapai usia 44 tahun.
Sementara itu, di awal usia 60-an, terjadi penurunan yang cepat dalam regulasi imun. Ini bisa menjelaskan mengapa orang yang lebih tua menjadi lebih rentan terhadap penyakit. Tim peneliti juga menemukan bahwa orang berusia di atas 60 tahun lebih rentan mengalami gangguan ginjal, diabetes melitus, dan penyakit jantung.
Para ahli awalnya mengira perubahan drastis yang terjadi di pertengahan usia 40-an terkait dengan menopause atau pramenopause. Namun, data menunjukkan bahwa laju penuaan yang cepat terjadi pada pria dan wanita. Penting untuk dicatat bahwa faktor gaya hidup juga berpengaruh besar pada percepatan penuaan. Kebiasaan merokok, begadang, atau pola makan tinggi lemak dapat mempercepat proses penuaan, bukan hanya perubahan biologi semata.