Jakarta – Dua astronaut NASA yang terbang ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada Juni dengan kapsul Starliner milik Boeing yang mengalami kerusakan, baru bisa kembali ke Bumi dengan menggunakan pesawat ruang angkasa SpaceX pada awal tahun depan.
Melansir Reuters, pejabat NASA pada Sabtu (24/8) menyatakan bahwa pemulangan kedua astronaut tersebut sesuai jadwal, mengingat kondisi sistem pendorong atau propulsi Starliner saat ini terlalu berisiko. Kedua astronaut tersebut merupakan veteran NASA, yakni Butch Wilmore dan Suni Williams. Mereka adalah mantan pilot uji militer yang menjadi awak pertama yang menaiki Starliner pada 5 Juni dalam misi uji yang awalnya dijadwalkan hanya delapan hari.
Namun, dalam 24 jam pertama penerbangannya ke ISS, Starliner mengalami serangkaian masalah pada sistem propulsinya. Hal ini menyebabkan para astronaut harus berada di stasiun selama 79 hari sementara Boeing bergegas untuk menyelidiki masalah tersebut. Pejabat NASA dalam konferensi pers di Houston menyatakan bahwa Wilmore dan Williams aman dan siap untuk tinggal lebih lama di ISS. Mereka akan menggunakan waktu luang mereka untuk melakukan eksperimen sains bersama tujuh astronaut lainnya di stasiun.
Dalam perombakan misi astronaut NASA yang jarang terjadi, kedua astronaut kini diharapkan kembali pada Februari 2025 dengan pesawat ruang angkasa SpaceX Crew Dragon. Wahana ini akan diluncurkan bulan depan sebagai bagian dari misi rotasi astronaut rutin. Dua dari empat kursi astronaut Crew Dragon akan dibiarkan kosong untuk Wilmore dan Williams.
Keputusan NASA untuk menunjuk SpaceX, yang merupakan pesaing utama Boeing, untuk mengembalikan para astronaut, merupakan salah satu keputusan lembaga yang paling penting selama bertahun-tahun. Boeing berharap misi uji Starliner akan membenahi program yang bermasalah setelah bertahun-tahun merasakan masalah pengembangan dan pembengkakan anggaran lebih dari US$1,6 miliar sejak 2016.
Lima dari 28 pendorong Starliner gagal selama penerbangan dan terjadi beberapa kebocoran helium, yang digunakan untuk memberi tekanan pada pendorong. Meskipun demikian, pesawat itu masih dapat berlabuh di stasiun, laboratorium seukuran lapangan sepak bola yang telah menampung kru astronaut yang bergiliran selama lebih dari dua dekade.
NASA menjelaskan dalam sebuah pernyataan bahwa Starliner akan lepas landas dari ISS tanpa awak pada “awal September.” Wahana antariksa itu akan berusaha kembali ke Bumi secara otomatis, mengabaikan tujuan uji inti untuk menghadirkan awak dan mengendalikan perjalanan pulang. Beberapa pejabat senior NASA dan perwakilan Boeing membuat keputusan tersebut selama rapat Sabtu (24/8) pagi di Houston.
Kepala operasi antariksa NASA Ken Bowersox mengatakan bahwa pejabat badan tersebut dengan suara bulat memilih Crew Dragon untuk membawa pulang para astronaut. Boeing memilih Starliner, yang menurutnya aman. Nelson menjelaskan kepada wartawan pada konferensi pers di Houston bahwa ia membahas keputusan badan tersebut dengan CEO baru Boeing Kelly Ortberg dan yakin Boeing akan melanjutkan program Starliner-nya. Nelson menerangkan dia “100 persen” yakin wahana antariksa itu akan menerbangkan awak lain di masa mendatang.
Starliner gagal dalam uji coba peluncuran ke ISS tanpa awak pada tahun 2019, tetapi sebagian besar berhasil dalam upaya mengulang pada tahun 2022 di mana ia juga mengalami masalah pendorong. Misinya pada Juni dengan awak pertamanya diperlukan sebelum NASA dapat mensertifikasi kapsul tersebut untuk penerbangan rutin, tetapi sekarang jalur sertifikasi awak Starliner tidak pasti.
Jalan Starliner yang sekarang tidak pasti untuk menerima sertifikasi NASA yang telah lama dicari akan menambah krisis yang dihadapi oleh Ortberg. Ia memulai bulan ini dengan tujuan untuk membangun kembali reputasi Boeing setelah insiden panel pintu 737 MAX di udara pada Januari.