Jakarta – Dr. Anthony Fauci, mantan direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) Amerika Serikat, dilaporkan mulai pulih setelah sebelumnya terinfeksi virus mematikan West Nile. Berdasarkan laporan dari CNN, Fauci menyatakan bahwa kondisinya perlahan membaik, meskipun proses pemulihan dari virus West Nile memerlukan waktu yang cukup lama.
Setiap tahunnya, setidaknya ada 1.000 warga Amerika yang harus dirawat di rumah sakit akibat terpapar virus ini. Virus West Nile umumnya ditularkan melalui gigitan nyamuk. Fauci sendiri diduga tertular virus tersebut dari gigitan nyamuk di halaman belakang rumahnya. Setelah mengalami demam, menggigil, dan kelelahan parah, ia menghabiskan seminggu di rumah sakit untuk perawatan intensif.
Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk virus West Nile. Sebagian besar kasus bersifat ringan, hanya menimbulkan gejala seperti flu dan ruam pada tubuh. Namun, dalam beberapa kasus, sekitar 1 dari 150 orang yang terinfeksi virus ini dapat mengalami komplikasi serius yang menyerang otak dan sistem saraf, mengakibatkan pembengkakan otak, kerusakan otak, bahkan kematian. Di Amerika Serikat, sekitar 100 orang meninggal setiap tahunnya akibat virus West Nile.
Virus West Nile (WNV) pertama kali diidentifikasi di wilayah West Nile, Uganda, pada tahun 1937. Virus ini utamanya menyerang burung, tetapi juga dapat menular ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Di Amerika Serikat, virus ini umumnya menyebar selama musim panas dan musim gugur ketika populasi nyamuk mencapai puncaknya.
Penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menghindari gigitan nyamuk, terutama selama musim panas dan musim gugur. Menggunakan obat nyamuk, mengenakan pakaian pelindung, dan menghindari area dengan populasi nyamuk tinggi dapat membantu mengurangi risiko terpapar virus West Nile.