in , ,

BMKG Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Gempa Gunungkidul!

Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa gempa yang mengguncang Gunungkidul pada Senin (26/8) berasal dari zona megathrust yang terletak di selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Pada pukul 19.57.42 WIB, gempa dengan magnitudo 5,5 mengguncang wilayah Gunungkidul, DIY, dan sekitarnya. Episenter gempa tersebut berada di laut, sekitar 107 km arah barat daya Gunungkidul, dengan hiposenter atau pusat gempa sesungguhnya berada di kedalaman 42 km.

Zona megathrust adalah area di mana dua lempeng tektonik bertabrakan, dengan salah satu lempeng menyusup di bawah lempeng lainnya dalam proses yang dikenal sebagai subduksi. Proses ini dapat menyebabkan penumpukan energi besar yang dapat terlepas secara tiba-tiba dalam bentuk gempa besar, yang berpotensi memicu tsunami.

Menurut Daryono, gempa ini dirasakan di beberapa wilayah dengan skala intensitas yang berbeda. Di Sleman, Yogyakarta, Kulonprogo, dan Bantul, gempa dirasakan dengan skala intensitas III-IV MMI (Modified Mercalli Intensity). Sementara itu, di Karangkates, Malang, Pacitan, Nganjuk, Trenggalek, Madiun, Kediri, Blitar, Cilacap, Banyumas, Solo, Surakarta, dan Klaten, kekuatan gempa dirasakan dengan skala intensitas II-III MMI. Semakin besar angka skala MMI, semakin kuat getaran yang dirasakan.

Hingga Selasa (27/8) pukul 07.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi 77 kali aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Magnitudo terbesar dari gempa susulan ini mencapai 4,0, sementara magnitudo terkecil tercatat sebesar 2,3.