in

LSF Janji: Film Bebas Eksploitasi Isu di Periode Baru!

Jakarta – Keanggotaan Lembaga Sensor Film (LSF) periode 2024-2028 berkomitmen untuk menjaga dan mengawasi film-film yang berpotensi mengeksploitasi isu-isu tertentu. Wakil Ketua LSF, Noorca M. Massardi, menegaskan bahwa komitmen ini berlaku untuk semua genre film, termasuk horor dan tema agama. Namun, ia juga memastikan bahwa LSF tetap memberi hak bagi sineas untuk menciptakan karya sesuai kreativitas mereka.

Noorca M. Massardi menilai bahwa semua produser dan sineas memahami batas-batas yang harus dijaga ketika mengerjakan film. Ia mengungkapkan bahwa film-film yang lulus sensor menampilkan adegan secara terukur. Bahkan, hal ini berlaku untuk film-film dengan muatan sadisme yang sering ditemukan dalam genre horor hingga thriller.

Noorca juga mengingatkan bahwa LSF pada masa kini sudah tidak melakukan pemotongan adegan sepihak. Lembaga tersebut hanya memberi rekomendasi kepada produser jika ditemukan konten yang melanggar aturan dan nilai moral. Hal ini menunjukkan pendekatan yang lebih kolaboratif antara LSF dan para sineas.

Keanggotaan LSF periode 2024-2028 berasal dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, produser, hingga praktisi lainnya. Beberapa anggota terpilih juga berasal dari perwakilan kementerian, seperti Kementerian Agama, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi. Sebagian anggota LSF periode ini adalah anggota baru yang pertama kali menjabat, tetapi ada beberapa pula yang kembali terpilih setelah menjabat pada periode sebelumnya.