Berlin – Pemerintah Jerman mengumumkan bahwa mereka telah mendeportasi puluhan warga negara Afghanistan ke negara asalnya pada Jumat (30/8). Ini merupakan deportasi pertama sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2021. Langkah ini diambil Berlin di tengah tekanan untuk menindak tegas migrasi ilegal.
Menurut laporan majalah ternama Der Spiegel, yang mengutip sumber keamanan, sebuah penerbangan maskapai Qatar Airways yang di-charter telah lepas landas dari Bandara Leipzig menuju Kabul sesaat sebelum pukul 05.00 GMT. Penerbangan tersebut membawa 28 warga negara Afghanistan.
Menurut laporan Der Spiegel, deportasi ini merupakan hasil dari “negosiasi rahasia” yang berlangsung selama dua bulan, di mana Qatar berperan sebagai mediator antara pemerintah Jerman dan otoritas Taliban. Juru bicara pemerintah Jerman, Steffen Hebestreit, mengonfirmasi bahwa Jerman telah meminta bantuan dari “mitra regional utama” untuk memfasilitasi proses deportasi tersebut. Namun, Hebestreit tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai detail atau isi negosiasi ini.
Jerman sepenuhnya menghentikan deportasi ke Afghanistan dan menutup kedutaan besarnya di Kabul setelah Taliban mengambil alih kekuasaan pada tahun 2021. Deportasi pada Jumat (30/8) ini dilakukan ketika pemerintah Jerman menghadapi seruan yang semakin besar untuk mengekang migrasi ilegal dan mengambil tindakan lebih keras terhadap para pencari suaka yang berbahaya dan telah dihukum.
Jerman belum pulih dari serangan pisau yang terjadi pekan lalu di sebuah festival jalanan di kota Solingen, yang menewaskan sedikitnya tiga orang. Serangan itu diduga dilakukan oleh seorang pria asal Suriah berusia 26 tahun, yang memiliki keterkaitan dengan kelompok radikal Islamic State (ISIS). Tersangka itu seharusnya dideportasi ke Bulgaria beberapa pekan lalu, namun upaya itu gagal karena otoritas berwenang tidak bisa menemukan keberadaannya.
Pada Mei lalu, seorang warga Afghanistan yang berusia 25 tahun dituduh membunuh seorang polisi dalam serangan pisau yang terjadi di alun-alun pasar di kota Mannheim. Penikaman itu mengejutkan publik Jerman dan menghidupkan kembali perdebatan sengit soal deportasi para pelaku kejahatan serius, meskipun mereka berasal dari negara-negara yang dianggap tidak aman seperti Afghanistan dan Suriah.
Langkah deportasi ini diambil oleh Berlin saat menghadapi tekanan dalam menindak tegas migrasi ilegal. Pemerintah Jerman menghadapi seruan yang semakin besar untuk mengekang migrasi ilegal dan mengambil tindakan lebih keras terhadap para pencari suaka yang berbahaya dan telah dihukum, menyusul rentetan kejahatan tingkat tinggi oleh tersangka migran.