Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar lima persen tidak akan cukup untuk membawa Indonesia menjadi negara maju atau negara berpenghasilan tinggi (high income country).
Namun demikian, Sri Mulyani menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen merupakan sebuah pencapaian yang signifikan di tengah ketidakpastian global. Menurutnya, kondisi global saat ini cenderung negatif dari sisi pertumbuhan, ekspor, impor, inflasi, dan suku bunga.
Sri Mulyani juga membandingkan kondisi ekonomi Indonesia dengan negara-negara lain, terutama di Eropa yang saat ini tengah mengalami resesi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,05 persen pada kuartal II 2024 secara tahunan. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan kuartal II 2023 yang mencapai 5,17 persen.
Sementara itu, pada kuartal I 2024, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 5,11 persen, yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal I 2023 yang sebesar 5,04 persen.
Sri Mulyani menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara permintaan domestik dan memanfaatkan peluang dari lingkungan global. Menurutnya, meskipun pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen adalah sebuah pencapaian, Indonesia masih perlu bekerja lebih keras untuk mencapai status negara maju.