Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat lonjakan signifikan dalam jumlah investor saham, dengan peningkatan hingga lima kali lipat dalam lima tahun terakhir hingga akhir tahun lalu. Fenomena ini menunjukkan minat yang semakin besar dari masyarakat untuk berinvestasi di pasar saham.
Investasi saham menjadi pilihan banyak orang karena dapat meningkatkan aset dan memenuhi kebutuhan di masa depan. Hal ini terutama menarik bagi kalangan milenial dan Gen Z yang mulai berinvestasi sejak dini.
Menurut Olivia, ada berbagai metode untuk menganalisis pasar saham, salah satunya yang sering digunakan adalah Top-Down Analisis. Metode ini memungkinkan investor untuk memahami hubungan antara makroekonomi dan pasar saham.
Dalam kelas yang diadakan, Olivia menjelaskan bagaimana makroekonomi mempengaruhi pasar saham. Ia juga menguraikan berbagai indikator global dan domestik yang berperan penting dalam investasi saham di Indonesia.
Olivia merinci beberapa indikator global yang harus diperhatikan dalam berinvestasi saham. Indikator tersebut meliputi suku bunga, terutama suku bunga AS, angka inflasi, angka pengangguran, PMI Index, dan tingkat pertumbuhan ekonomi (GDP).
Menurut Olivia, ada hubungan kuat antara harga saham dan kinerja ekonomi makro. Perubahan yang terjadi di pasar saham sering kali didahului oleh perubahan dalam makroekonomi.