Tel Aviv – Bandara, sekolah, bank, dan rumah sakit di seluruh Israel tutup setelah serikat pekerja terbesar di negara itu, Histadrut, menyerukan mogok kerja satu hari. Aksi ini dilakukan sebagai protes terhadap kegagalan pemerintah dalam mengamankan kesepakatan penyanderaan dengan Hamas.
Histadrut mengumumkan pemogokan nasional ini di tengah meningkatnya kemarahan publik setelah penemuan jenazah enam warga Israel yang ditawan oleh Hamas di Gaza selama akhir pekan. Pada Minggu malam (1/9/2024), setengah juta orang turun ke jalan di kota-kota besar di seluruh Israel, menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengamankan kesepakatan dengan Hamas guna membebaskan para tawanan.
Kepala serikat pekerja, Arnon Bar-David, mengumumkan “mogok kerja total” yang dimulai pada Senin (2/9/2024). Awalnya, mogok kerja nasional ini dijadwalkan berakhir pada pukul 6 pagi pada hari Selasa. Namun, media Israel melaporkan bahwa Bar-David mengatakan kepada Pengadilan Perburuhan di Bat Yam bahwa penghentian tersebut akan berakhir pada pukul 6 sore pada hari Senin.
Bandara internasional Ben Gurion sempat menghentikan operasional penerbangan selama dua jam mulai pukul 8 pagi, kecuali untuk tujuh penerbangan menuju Amerika Serikat, seperti yang dilaporkan oleh Ynet. Meskipun begitu, penerbangan yang terjadwal tetap dibatalkan, menyebabkan antrean yang semakin panjang setelah pukul 10 pagi, saat layanan penerbangan diharapkan kembali normal, berdasarkan laporan dari Times of Israel.
Wali Kota Tel Aviv dan Givatayim mengumumkan partisipasi mereka dalam pemogokan, dan diperkirakan lebih banyak wilayah akan bergabung dalam gerakan tersebut. Di Tel Aviv, sekitar 1.000 pengunjuk rasa memblokir lalu lintas di satu jalan utama, menuntut pembebasan segera para sandera yang masih berada di Gaza.
Pemogokan tersebut didukung oleh kelompok kampanye Hostages and Missing Families Forum dan pemimpin oposisi Yair Lapid. Kelompok tersebut mengecam “penundaan, sabotase, dan berbagai alasan” yang dilakukan pemerintah selama berbulan-bulan. Mereka menambahkan bahwa enam tawanan yang baru saja dibunuh itu “ingin tetap hidup” jika Netanyahu berhasil mendapatkan kesepakatan lebih awal.
Media Israel melaporkan bahwa Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menulis surat kepada Jaksa Agung Gali Baharav-Miara pada hari Minggu untuk meminta putusan pengadilan terhadap mogok kerja tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu akan merugikan ekonomi dan tidak memiliki dasar hukum.
Ratusan orang Israel yang memprotes pemogokan tersebut dan mendesak agar perang dilanjutkan, berkumpul di depan kantor Netanyahu. Mereka menuntut tindakan tegas dari pemerintah untuk mengatasi situasi yang semakin memanas ini.