in

Dokter Peringatkan: Aneurisma Otak yang Tak Pecah Ibarat Bom Waktu!

Jakarta – Dokter spesialis neurologi konsultan dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON), Beny Rilianto, mengingatkan bahwa mayoritas aneurisma otak yang tidak pecah sering kali tidak menunjukkan gejala. Oleh karena itu, kondisi ini perlu selalu diwaspadai.

Aneurisma otak adalah penonjolan atau pelebaran dinding pembuluh darah di otak. Kondisi ini mirip dengan balon yang semakin lama semakin membesar hingga mencapai diameter tertentu yang berisiko pecah seiring waktu.

Secara sederhana, Beny mengungkapkan bahwa aneurisma otak diklasifikasikan menjadi dua jenis: aneurisma otak pecah dan tidak pecah. Aneurisma otak pecah biasanya menimbulkan gejala seperti sakit kepala hebat dan pendarahan ke otak (stroke hemoragik). Sebaliknya, aneurisma otak tidak pecah umumnya tidak menimbulkan gejala pada sebagian besar kasus.

Meski tidak menimbulkan gejala pada umumnya, aneurisma otak tidak pecah bisa saja menimbulkan gejala jika tonjolan terletak di area tertentu, seperti area persarafan. Beny mencontohkan, tonjolan aneurisma yang mendesak saraf okulomotor atau saraf pergerakan mata dapat menyebabkan gangguan pada gerakan bola mata.

Pada kesempatan yang sama, dokter spesialis radiologi konsultan RSPON, Khairun Niswati, menambahkan bahwa pencitraan memiliki peran sangat penting dalam mendiagnosis kasus-kasus aneurisma. Dengan pencitraan, dokter dapat mengakses dan menilai kondisi pembuluh darah di kepala pasien dan menentukan terapi yang tepat.

Pemeriksaan aneurisma bisa dilakukan menggunakan CT (Computerized Tomography) scan maupun MRI (Magnetic Resonance Imaging). Niswati menjelaskan bahwa CT scan harus memanfaatkan kontras media yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien, sedangkan MRI dapat dilakukan dengan atau tanpa penggunaan kontras media.

Niswati mengatakan bahwa pemilihan modalitas pencitraan bergantung pada kondisi pasien. Jika pasien mengalami aneurisma otak yang sudah pecah, maka direkomendasikan untuk menggunakan CT angiografi untuk melihat kondisi aneurisma di otak secara lebih detil.

Dia juga mengingatkan pentingnya pemeriksaan aneurisma bagi seseorang yang memiliki riwayat genetik atau keluarga yang pernah mengalami pendarahan pembuluh darah otak. Pemeriksaan untuk kondisi ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan CT angiografi.