in

Cara Mengurangi Risiko Menyimpan Uang di Saham hingga Reksa Dana

Jakarta – Banyak orang berkeinginan untuk mengembangkan nilai uang mereka dengan menginvestasikannya ke berbagai instrumen seperti tabungan, saham, reksa dana, emas, hingga kripto. Namun, sebelum mengambil keputusan tersebut, penting untuk memahami risiko yang terlibat. Risiko ini harus diketahui agar keinginan untuk menginvestasikan uang tidak berujung pada kerugian.

Perencana Keuangan Finansialku, Gede Indra Gautama, menjelaskan bahwa ada perbedaan risiko antara berbagai produk investasi, termasuk asuransi. Manfaat yang diperoleh dari menyimpan uang di asuransi tentu berbeda dengan instrumen investasi lainnya. Indra memberikan gambaran mengenai produk investasi dari risiko rendah hingga tinggi.

1. Rekening Tabungan

Tabungan adalah instrumen dengan risiko paling rendah. Ini cocok bagi mereka yang baru mulai memikirkan tempat menyimpan uang. Instrumen ini aman karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Namun, bunga atau imbal hasil yang ditawarkan lebih rendah dibandingkan produk keuangan lainnya.

2. Deposito Berjangka

Deposito berjangka cocok bagi mereka yang sudah terbiasa menabung dan siap menyimpan uang dalam jangka waktu tertentu. Risiko dari deposito berjangka juga rendah karena dijamin oleh LPS. Instrumen ini memberikan bunga lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa. Namun, uang tidak bisa diambil sebelum jatuh tempo atau jangka waktu depositonya habis.

3. Emas

Menyimpan uang dalam bentuk emas sering dipilih oleh mereka yang membutuhkan investasi fisik dan mudah. Emas dianggap sebagai aset yang aman atau safe haven dan nilainya cenderung stabil, bahkan bisa meningkat dalam jangka panjang karena jumlahnya terbatas.

4. Reksa Dana

Reksa dana bisa mulai dilirik ketika sudah melek investasi di pasar modal. Risiko instrumen ini terdiversifikasi, meski lebih rendah dibandingkan investasi langsung di pasar modal. Risiko menyimpan uang di reksa dana juga bisa dipangkas karena dikelola oleh manajer investasi profesional. Ada berbagai jenis reksa dana, seperti pasar uang, pendapatan tetap, campuran antara deposito, obligasi, saham, dan reksa dana saham yang bisa disesuaikan dengan profil risiko.

5. Saham

Selain empat tempat menyimpan uang tersebut, Indra juga menyinggung soal saham blue-chip. Produk ini cocok bagi mereka yang terbiasa berinvestasi di pasar modal dan memahami konsep investasi jangka panjang.

Perencana Keuangan PINA, Rista Zwestika, menegaskan bahwa tidak ada investasi yang sepenuhnya tanpa risiko. Namun, ada yang disebut dengan manajemen risiko. Tujuan utama manajemen risiko adalah meminimalisir potensi kerugian dan memaksimalkan potensi keuntungan.

Rista memberikan sejumlah kiat untuk memperkecil risiko, termasuk ketika menempatkan uang di asuransi. Ada tiga langkah utama yang penting untuk diperhatikan:

1. Pahami Polis Asuransi

Rista berpesan untuk selalu membaca polis asuransi dengan seksama sebelum menandatanganinya. Memahami isi polis akan membantu Anda mengetahui hak dan kewajiban Anda sebagai pemegang polis.

2. Pilih Perusahaan Asuransi Terpercaya

Penting untuk memilih perusahaan asuransi yang terpercaya, yang bisa dilihat dari reputasinya yang baik dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Reputasi yang baik menunjukkan bahwa perusahaan tersebut dapat diandalkan dalam memberikan layanan asuransi.

3. Klaim Manfaat Asuransi Tepat Waktu

Jangan lupa untuk melaporkan dan melengkapi semua dokumen yang diperlukan saat klaim. Klaim yang tepat waktu akan memastikan bahwa Anda mendapatkan manfaat asuransi sesuai dengan yang dijanjikan.

Untuk produk investasi lainnya, Rista menekankan pentingnya diversifikasi. Misalnya, ketika Anda memilih menyimpan uang di rekening tabungan, jangan hanya menaruh uang di satu bank. Menempatkan uang di berbagai produk perbankan dengan tingkat bunga yang berbeda dapat membantu meminimalisir risiko.