in

Ilmuwan Coba Transfusi Darah Manusia ke Tikus, Hasilnya Mengejutkan!

Health worker takes blood from woman's vein. Topic of donation. Female donor sitting in medical chair. Female hand with close-up dropper..

Jakarta – Peneliti dari Tiongkok telah menemukan teknologi revolusioner yang memungkinkan transfusi darah lintas spesies. Kebutuhan akan darah menjadi salah satu tantangan utama dalam dunia kedokteran, sehingga para peneliti terus berupaya mencari solusi yang dapat membantu dokter menyelamatkan lebih banyak nyawa.

Salah satu inovasi terbaru yang dihasilkan oleh para peneliti adalah penciptaan mantel silikon yang sangat kecil untuk digunakan pada sel darah yang akan ditransfusikan. Nanoteknologi ini memungkinkan insinyur biomedis Chuanyi Lei dari South China University of Technology dan timnya untuk mentransfusikan darah antar spesies. Dalam pengujian, tim peneliti berhasil mentransfusikan sel darah manusia yang dibalut silikon ke dalam tubuh tikus.

Lapisan silikon pada sel darah ini berfungsi untuk menutupi protein permukaan yang biasanya digunakan oleh tubuh untuk mengenali golongan darah. Dengan adanya silikon, golongan darah yang berbeda dapat digunakan dengan aman, termasuk darah dari spesies lain. Dalam pengujian, sel darah manusia yang dibalut silikon ini berfungsi seperti sel darah merah biasa.

Para peneliti menyatakan bahwa membran darah tetap utuh, masih bisa mengapung melalui plasma darah, menghasilkan bahan bakar seluler seperti biasa, dan membawa oksigen penting ke tempat yang membutuhkan. Lebih lanjut, para peneliti juga mencari peluang untuk mengurangi penggunaan darah dengan menyediakan cairan alternatif untuk menyimpan organ donor.

Memompa darah secara artifisial lewat organ-organ ini membuat organ-organ tersebut tetap hidup cukup lama untuk ditransplantasikan, tetapi hal ini menggunakan banyak darah. Strategi mantel silikon memungkinkan manusia untuk memanfaatkan sumber-sumber hewan, alih-alih menggunakan persediaan darah manusia yang terbatas. Dalam penelitian ini, Lei dan rekan-rekannya berhasil melakukan transplantasi organ hati pada seekor tikus dengan menggunakan sistem darah yang dimodifikasi ini.

Meski demikian, teknologi darah baru tersebut masih dalam tahap awal, sehingga masih banyak tantangan sebelum bisa dipastikan aman bagi manusia. Saat ini, sejumlah faktor membuat kekurangan darah menjadi salah satu masalah besar, salah satunya di Amerika Serikat (AS). Di negara ini, masalah kekurangan darah menjadi sangat serius dan membutuhkan solusi yang inovatif.