Jakarta – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengungkapkan bahwa Indonesia memerlukan 450 ribu talenta digital setiap tahunnya untuk mencapai target 12 juta talenta pada tahun 2030. Target ambisius ini mendorong Kominfo untuk mengambil berbagai langkah strategis, termasuk bekerja sama dengan sektor swasta seperti Indosat dan Mastercard dalam menciptakan talenta digital khususnya di bidang keamanan siber.
Kepala Badan Pengembangan SDM Kominfo RI, Hary Budiarto, menjelaskan bahwa kebutuhan 12 juta talenta digital pada tahun 2030 didasarkan pada hasil survei. Menurut Hary, sektor pendidikan seperti universitas diperkirakan hanya mampu menghasilkan sekitar 9 juta talenta, sehingga masih terdapat kekurangan sekitar 3 juta talenta digital. Untuk mengatasi kekurangan ini, Kominfo membuka akses pelatihan bagi masyarakat umum melalui platform Digital Talent Scholarship (DTS) mulai 1 Oktober mendatang.
Pelatihan daring yang disediakan akan berfokus pada pengembangan pengetahuan dasar dan keterampilan praktis dalam keamanan siber. Program ini dirancang untuk individu dan usaha kecil, dengan tujuan meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadapi ancaman siber. Peserta program akan mempelajari berbagai keterampilan penting seperti cara menginventarisasi perangkat, aplikasi, dan akun; menguasai pembaruan perangkat lunak dan keamanan daring; melindungi diri dari serangan phishing dan malware; serta mengamankan data bisnis dengan backup.
Menurut Country Manager and President Director of Mastercard Indonesia, Aileen Goh, kejahatan siber diproyeksikan akan merugikan dunia sekitar US$13,8 triliun pada tahun 2028. Selain meningkatnya jumlah kerentanan, kurangnya spesialis yang terampil di bidang keamanan siber juga berkontribusi terhadap 72 persen serangan siber di Asia. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pengembangan talenta digital yang mumpuni dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks.