Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan analisis terkini terkait gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,9 yang mengguncang wilayah Kabupaten Bandung dan Garut. Gempa yang terjadi dua hari lalu ini merupakan yang terbesar yang dipicu oleh aktivitas Sesar Garut Selatan (Garsela).
Menurut BMKG, gempa yang terjadi pada Rabu (18/9) pagi tersebut dipastikan dipicu oleh aktivitas Sesar Garsela. Hal ini didasarkan pada sejumlah indikator yang menunjukkan bahwa mekanisme sumber gempa ini memiliki orientasi sesar berarah timur laut-barat daya, sesuai dengan arah jalur Sesar Garsela.
BMKG juga menjelaskan bahwa gempa M 4,9 ini merupakan gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) dengan mekanisme sumber sesar geser mengiri (sinistral strike slip). Hingga pagi tadi, BMKG mencatat telah terjadi sebanyak 33 kali gempa susulan di Zona Sesar Garut Selatan. Gempa susulan tersebut memiliki magnitudo tertinggi M 3,5 dan terkecil M 1,2.
Daryono, salah satu ahli dari BMKG, menjelaskan bahwa Sesar Garsela merupakan zona luasan yang lebar, semacam ‘deformation zone’, sehingga memiliki banyak segmen sesar. Kondisi ini terlihat dari sebaran kegempaan terelokasi (relocated seismicity) dalam jangka panjang yang menunjukkan sebaran luas.