Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengharapkan pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), sebesar 50 basis poin (bps) pada bulan ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
The Fed memutuskan untuk memangkas suku bunga untuk pertama kalinya sejak Maret 2020, atau dalam empat tahun terakhir. Keputusan ini diambil pada Rabu (18/9) waktu setempat, dengan memangkas suku bunga acuannya sebesar 50 bps menjadi 4,75-5 persen. Salah satu pertimbangan utama adalah inflasi yang mulai stabil di kisaran 2 persen.
Menurut Sri Mulyani, yang akrab disapa Ani, suku bunga bank sentral AS yang tinggi dalam waktu cukup lama tidak baik bagi perekonomian dan pertumbuhan dunia usaha. Oleh karena itu, ia melihat keputusan pemangkasan ini sebagai hal yang baik dan angin segar bagi perekonomian global, termasuk Indonesia.
Sebelum The Fed mengambil langkah ini, Bank Indonesia (BI) telah lebih dulu memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 6 persen.Dengan pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan langkah proaktif dari Bank Indonesia, Sri Mulyani berharap perekonomian Indonesia akan mendapatkan manfaat yang signifikan. Penurunan suku bunga diharapkan dapat mendorong investasi, meningkatkan daya beli masyarakat, dan memperkuat stabilitas ekonomi nasional.