Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyambut baik keputusan pemangkasan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia (BI). Menurutnya, berakhirnya era suku bunga tinggi akan memberikan dampak positif terhadap aliran modal ke Indonesia.
Airlangga menegaskan bahwa pemangkasan suku bunga ini akan menciptakan kondisi ekonomi makro yang lebih stabil dan positif.
Airlangga juga optimis bahwa dengan kondisi ekonomi yang membaik, target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024 akan tercapai di atas 5%.
Sebelumnya, Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada September 2024 memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis points menjadi 6%. Keputusan tersebut menandai berakhirnya kebijakan BI yang sudah menahan suku bunga acuan tinggi sejak April lalu.
Pada hari yang sama, bank sentral Amerika Serikat (AS) juga mengejutkan dunia dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,0% pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (19/9/2024). Pemangkasan sebesar 50 bps tersebut lebih besar dibandingkan ekspektasi pasar yang hanya 25 bps. Ini merupakan pemangkasan pertama sejak Maret 2020 atau empat tahun lalu saat awal pandemi Covid-19.
Pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan BI diharapkan dapat mendorong aliran modal masuk ke Indonesia, memperkuat nilai tukar rupiah, dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional. Dengan suku bunga yang lebih rendah, biaya pinjaman akan lebih murah, sehingga dapat mendorong investasi dan konsumsi domestik.
Dengan kondisi ekonomi makro yang lebih stabil, prospek investasi di Indonesia diperkirakan akan semakin baik. Investor akan lebih percaya diri untuk menanamkan modalnya di Indonesia, mengingat risiko yang lebih rendah dan potensi keuntungan yang lebih tinggi.