Jakarta – Pemerintah Filipina telah mengumumkan rencana untuk mengevakuasi sekitar 11.000 warga negaranya dari Lebanon. Langkah ini akan segera diambil setelah pasukan Israel melintasi perbatasan untuk melancarkan serangan darat terhadap kelompok Hizbullah.
Bombardir Israel terhadap basis-basis Hizbullah di Lebanon telah menyebabkan ratusan korban jiwa dalam minggu ini. Sebagai balasan, kelompok bersenjata Hizbullah melancarkan serangan roket ke wilayah Israel. Ketegangan ini semakin meningkat setelah Israel menolak seruan gencatan senjata selama 21 hari yang didukung oleh Amerika Serikat dan sekutunya.
Kepala militer Israel telah menginstruksikan para prajuritnya untuk bersiap menghadapi kemungkinan invasi ke Lebanon. Dalam pernyataannya, ia menambahkan bahwa rencana evakuasi warga Filipina akan dilakukan melalui jalur laut, meskipun rincian lebih lanjut belum diberikan.
Sebelumnya, Manila telah mendesak warga Filipina untuk meninggalkan Lebanon sebelum maskapai penerbangan menghentikan penerbangan ke Beirut, ibu kota Lebanon. Namun, seruan ini tidak banyak diindahkan oleh warga Filipina, menurut para diplomat Filipina.
Jutaan warga Filipina bekerja di luar negeri, dengan sebagian besar terkonsentrasi di Timur Tengah. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya kesempatan kerja di negara asal mereka. Di Lebanon, sekitar 90 persen dari pekerja Filipina adalah pekerja rumah tangga migran perempuan.