Jakarta – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengemukakan bahwa rencana pemberian susu ikan dapat menjadi salah satu langkah strategis dalam menurunkan angka stunting di Indonesia. Deputi Bidang Advokasi, Penggerak, dan Informasi BKKBN, Sukaryo Teguh Santoso, menegaskan bahwa nutrisi adalah salah satu faktor krusial dalam penanganan stunting.
Namun demikian, Teguh mengingatkan bahwa stunting adalah masalah kesehatan yang kompleks dengan banyak indikator yang dapat memicu kemunculannya. Selain aspek kesehatan dan gizi, faktor lingkungan, pendidikan, dan kemiskinan juga turut berperan sebagai penyebab kasus stunting.
Teguh berharap bahwa Prabowo, sebagai presiden terpilih selanjutnya, dapat mengatasi berbagai persoalan yang menjadi penyebab stunting. Menurutnya, masalah stunting sangat erat kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia dan masa depan Indonesia.
Teguh menyatakan bahwa intervensi stunting yang telah dilakukan oleh BKKBN selama ini sebenarnya sudah berjalan dengan cukup baik. Angka prevalensi stunting juga menunjukkan penurunan yang signifikan sejauh ini.
Namun, terkait target prevalensi stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024, Teguh menyebutkan bahwa pihaknya akan menunggu hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). Ia berharap target tersebut dapat tercapai sesuai dengan harapan.