in ,

Indonesia Alami Deflasi 0,12% di September 2024 – Apa Artinya?

Jakarta – Indonesia kembali mencatat deflasi pada bulan September 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa deflasi bulanan mencapai 0,12%. Dengan demikian, inflasi tahunan tercatat sebesar 1,84%.

Konsensus pasar yang melibatkan 12 institusi memperkirakan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk September 2024 akan mengalami penurunan atau deflasi sebesar 0,035% secara bulanan. Dari 12 institusi tersebut, sembilan di antaranya memprediksi bahwa deflasi bulanan akan tetap terjadi, meskipun tidak jauh berbeda dari periode sebelumnya yang mencatat deflasi sebesar 0,03%.

Secara tahunan, IHK diperkirakan akan melandai di bawah level 2%, tepatnya di angka 1,975%. Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi pada Agustus 2024 yang tercatat sebesar 2,12%.

Deflasi yang terjadi ini menjadi catatan terburuk bagi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Pasalnya, Indonesia telah mencatat deflasi selama empat bulan berturut-turut, mulai dari Mei hingga Agustus 2024. Hal ini menambah tantangan bagi pemerintah dalam mengelola stabilitas ekonomi di tengah berbagai dinamika global dan domestik.

Deflasi yang berkepanjangan dapat membawa dampak negatif bagi perekonomian. Penurunan harga yang terus-menerus dapat mengurangi pendapatan perusahaan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi investasi dan lapangan kerja. Selain itu, deflasi juga dapat menurunkan daya beli masyarakat, yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi deflasi ini. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain adalah meningkatkan belanja pemerintah, memberikan insentif kepada sektor-sektor yang terdampak, serta memperkuat kebijakan moneter dan fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.