Jakarta – Pada Kamis pagi (10/10), nilai tukar rupiah terpantau berada di level Rp15.660 per dolar AS. Mata uang Garuda mengalami penurunan sebesar 30,5 poin atau setara dengan 0,20 persen dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya. Situasi ini menggambarkan dinamika yang cukup mencolok di pasar valuta asing.
Di kawasan Asia, pergerakan mata uang menunjukkan variasi yang beragam. Yen Jepang, baht Thailand, yuan China, dan dolar Singapura mengalami penguatan. Sebaliknya, peso Filipina, won Korea Selatan, dan dolar Hong Kong justru melemah pada pembukaan perdagangan pagi ini. Fenomena ini mencerminkan ketidakpastian yang melanda pasar keuangan global.
Lukman Leong, seorang analis pasar yang berpengalaman, memberikan pandangannya terkait pelemahan rupiah. Menurutnya, salah satu faktor utama yang mempengaruhi pergerakan rupiah adalah kemungkinan besar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps). Kebijakan ini diperkirakan akan memberikan dampak signifikan terhadap nilai tukar mata uang, termasuk rupiah.
Lukman memproyeksikan bahwa dalam perdagangan hari ini, rupiah akan bergerak dalam rentang Rp15.600 hingga Rp15.725 per dolar AS. Rentang ini mencerminkan volatilitas yang mungkin terjadi seiring dengan perkembangan kebijakan moneter di Amerika Serikat.