Jakarta – Sebuah penelitian mutakhir yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Jakarta mengungkapkan bahwa kendaraan berat seperti truk dan sepeda motor menjadi biang keladi utama dari berbagai polutan yang meracuni udara ibu kota. Penelitian ini, yang dilaksanakan oleh World Resources Institute (WRI) Indonesia melalui program USAID Clean Air Catalyst, menyingkap bahwa truk menyumbang emisi terbesar untuk partikel (PM 10, PM 2.5, dan karbon hitam), nitrogen oksida (NOx), serta sulfur dioksida (SO2).
Di sisi lain, sepeda motor lebih banyak menyumbangkan karbon monoksida (CO) dan senyawa organik volatil nonmetana (NMVOC). Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Afan Adriansyah Idris, menegaskan bahwa hasil penelitian ini memberikan wawasan krusial untuk memahami sumber polusi di Jakarta. Diharapkan, informasi ini dapat menjadi landasan dalam merumuskan kebijakan pengendalian polusi yang lebih tepat sasaran.
Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa penerapan standar bahan bakar minyak (BBM) Euro 4 diprediksi dapat mengurangi polutan seperti PM 10 dan PM 2.5 hingga 70 persen pada tahun 2030. Indonesia telah mengadopsi standar mesin Euro 4 sejak 2018 untuk mobil bensin dan mulai 2022 untuk mobil diesel. Namun, sepeda motor masih menggunakan standar Euro 3 sejak 2013.
Pengurangan polutan ini diharapkan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama dengan menurunkan angka penyakit pernapasan dan kardiovaskular yang seringkali lebih tinggi di kawasan urban. Manajer Program Kualitas Udara WRI Indonesia dan Project Manager Clean Air Catalyst, Satya Utama, menyatakan bahwa laporan ini dapat membantu dalam merancang kebijakan yang lebih komprehensif untuk pengendalian polusi udara.