Jakarta – Sebuah studi yang dilakukan oleh Palo Alto Networks mengungkapkan bahwa mayoritas operasi teknologi operasional (OT) di Indonesia mengalami gangguan akibat serangan siber. Penelitian ini melibatkan 51 pemimpin organisasi di Indonesia dan menunjukkan bahwa 76,5 persen responden mengakui bahwa organisasi mereka telah menjadi korban serangan siber dalam lingkungan OT selama setahun terakhir.
Teknologi operasional (OT) merujuk pada perangkat keras dan lunak yang digunakan untuk memantau serta mengendalikan perangkat, proses, dan infrastruktur di lingkungan industri. Fokus utama OT adalah pengelolaan dan pengendalian perangkat fisik yang beroperasi di dunia nyata.
Lebih lanjut, survei tersebut mengungkapkan bahwa frekuensi serangan siber ini cukup mengkhawatirkan. Sebanyak 38,5 persen responden dari Indonesia melaporkan bahwa organisasi mereka biasanya mengalami serangan atau insiden setiap bulan. Hal ini menunjukkan bahwa ancaman siber terhadap OT semakin meningkat dan memerlukan perhatian serius.
Sebelumnya, kegiatan operasional industri dianggap kebal terhadap serangan siber karena penggunaan sistem air-gapped, aset legacy, teknologi proprietary, dan target pasar yang terfragmentasi. Namun, dengan percepatan digitalisasi di industri, kegiatan operasional kini menjadi sasaran empuk bagi para pelaku kejahatan siber.
Dampak dari serangan-serangan ini cukup signifikan. Sebanyak 30,8 persen organisasi di Indonesia terpaksa menghentikan operasi industri mereka tahun lalu akibat serangan siber, baik sebagai langkah pencegahan maupun sebagai akibat langsung dari serangan tersebut. Situasi ini mendorong para pelaku industri untuk meningkatkan fokus pada keamanan lingkungan OT.
Sebanyak 70,6 persen pemimpin OT dan IT di Indonesia menganggap keamanan OT sebagai prioritas utama. Namun, hampir 40 persen organisasi tidak berencana untuk mengubah anggaran keamanan OT mereka, meskipun ancaman siber semakin meningkat.
Di sisi lain, kecerdasan buatan (AI) telah menarik perhatian para pelaku industri. Namun, pandangan mereka terhadap potensi pemanfaatan AI masih terpecah antara kekhawatiran terhadap serangan berbasis AI dan permintaan perlindungan berbasis AI. Survei ini menunjukkan bahwa 76,5 persen responden Indonesia mengidentifikasi serangan AI terhadap OT sebagai masalah penting yang dihadapi saat ini.
Meskipun demikian, 74,5 persen responden juga setuju bahwa AI akan menjadi solusi utama dalam menghentikan serangan terhadap infrastruktur OT. Selain itu, migrasi ke cloud dianggap dapat meningkatkan keamanan OT. Laporan ini menemukan bahwa 74,5 persen responden Indonesia meyakini bahwa migrasi ke cloud akan memperkokoh keamanan OT.
Adi Rusli, Country Manager Indonesia di Palo Alto Networks, menekankan pentingnya pendekatan yang didukung oleh AI serta sistem keamanan terpadu dalam upaya pengamanan. Pendekatan ini menawarkan kemampuan unggul dalam menganalisis dan mengidentifikasi pola ancaman, bahkan sebelum serangan terjadi.