Jakarta – Dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan, judi daring telah menjelma menjadi fenomena yang mengkhawatirkan di Indonesia. Mesin slot yang dapat diakses melalui layar ponsel kini menjadi sahabat karib bagi jutaan warga yang terperangkap dalam janji manis untuk cepat kaya. Istilah seperti “depo”, “WD”, dan “jackpot” semakin sering terdengar seiring dengan meningkatnya popularitas permainan ini. Slot hanyalah satu dari sekian banyak pilihan permainan yang ditawarkan oleh ribuan situs judi daring yang menjamur di Nusantara.
Judi daring telah menjadi masalah yang mengganggu pemerintahan Presiden Joko Widodo, yang masa jabatannya akan berakhir pada 20 Oktober 2024. Isu ini mulai mencuat dan menjadi perhatian serius pada periode kedua kepemimpinan Jokowi. Dalam berbagai kesempatan, Presiden Jokowi kerap mengingatkan masyarakat untuk tidak terjerumus dalam perangkap judi daring.
Menurut Presiden, judi daring memiliki berbagai dampak negatif yang signifikan. Dampak tersebut meliputi kehilangan harta benda, perpecahan dalam keluarga, hingga peningkatan tindak kejahatan dan kekerasan di masyarakat. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman yang ditimbulkan oleh judi daring terhadap stabilitas sosial dan ekonomi di Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, mengungkapkan bahwa ada dua faktor utama yang mendorong pertumbuhan pesat judi daring di Indonesia, terutama pada periode kedua pemerintahan Jokowi. Pertama, hobi bertaruh yang sudah mengakar di masyarakat. Kedua, minimnya aktivitas selama pandemi Covid-19 yang membuat banyak orang mencari hiburan alternatif, termasuk judi daring.
Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam menghadapi masalah ini. Selain memberikan imbauan kepada masyarakat untuk menjauhi judi daring, pemerintah juga telah mengambil sejumlah langkah strategis dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu langkah penting yang diambil adalah pembentukan satuan tugas atau Satgas Pemberantasan Judi Daring. Satgas ini bertujuan untuk memberantas praktik judi daring yang semakin merajalela dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya yang ditimbulkan.