Jakarta – Ketegangan di perbatasan antara Israel dan Lebanon kembali membara setelah kelompok milisi Hizbullah meluncurkan 200 roket ke arah utara Israel. Serangan ini memicu sirene peringatan di berbagai kota, menciptakan suasana yang semakin mencekam. Militer Israel mengonfirmasi bahwa ratusan proyektil tersebut memasuki wilayah mereka pada Minggu (20/10), meskipun tidak ada laporan mengenai korban jiwa atau luka-luka akibat serangan ini.
Serangan roket ini terjadi di tengah operasi militer Israel yang membombardir wilayah selatan Lebanon sepanjang hari. Langkah ini diambil setelah Israel menargetkan lembaga keuangan di Lebanon yang diduga memiliki hubungan dengan Hizbullah. Serangan udara Israel ini menambah ketegangan di kawasan tersebut, memperburuk situasi keamanan di perbatasan kedua negara.
Dampak dari serangan roket Hizbullah ini membuat sirene peringatan berbunyi nyaring di tujuh kota di Israel utara. Menurut laporan dari Al Jazeera, suara sirene terdengar jelas di berbagai wilayah, menandakan ancaman serius yang dihadapi oleh penduduk setempat. Situasi ini memaksa warga untuk tetap waspada dan siap menghadapi kemungkinan serangan lanjutan.
Dalam pernyataannya, Hizbullah mengklaim telah menargetkan tiga pangkalan militer di Israel utara. Lokasi yang menjadi sasaran antara lain pangkalan militer di dekat Haifa, Safed, dan Tiberias.