in

Mendiktisaintek Ungkap Kekhawatiran Mengejutkan tentang AI di Masa Depan!

Jakarta – Dalam pidato perdananya sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro mengungkapkan kekhawatiran mendalam terhadap laju pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) dan dampaknya yang mengancam masa depan pekerjaan manusia. Satryo menyoroti perubahan besar yang dihadapi dunia pendidikan dan dunia kerja akibat kemajuan teknologi AI yang tak terelakkan.

Satryo menekankan bahwa dunia pendidikan harus bersiap menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian. Kemajuan teknologi AI diperkirakan akan mengurangi lapangan pekerjaan di masa depan. Dana Moneter Internasional (IMF) menyebutkan bahwa kondisi ini berpotensi memperbesar ketimpangan sosial.

Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, mendorong negara-negara untuk membangun jaring pengaman sosial dan menawarkan program pelatihan ulang guna menangkal dampak AI. Kristalina menyatakan bahwa AI terus diadaptasi oleh lebih banyak pekerja dan bisnis, dan meskipun dapat membantu, teknologi ini juga bisa merugikan tenaga kerja manusia.

Kristalina menambahkan bahwa dampak kehadiran AI diperkirakan akan lebih terasa di negara-negara maju dibandingkan dengan negara-negara berkembang. Hal ini disebabkan oleh risiko yang lebih besar terhadap pekerja kerah putih dibandingkan dengan pekerja kasar.

Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap pesatnya perkembangan AI. Berdasarkan laporan yang ia baca, AI diprediksi akan menggerus hingga 85 juta jenis pekerjaan pada tahun depan. Hal ini sejalan dengan Laporan Survei Pekerjaan Masa Depan dari Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2020.