Jakarta – Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, mengungkapkan alasan mengapa industri teknologi di Indonesia masih tertinggal. Menurut Stella, salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya integrasi optimal antara sains dan teknologi di perguruan tinggi di Indonesia.
Sebagai lulusan Harvard, Stella menyoroti adanya kesenjangan yang mencolok antara proses pendidikan di perguruan tinggi dengan perkembangan sains dan teknologi. Ia menegaskan bahwa jika perguruan tinggi lebih fokus pada bidang sains dan teknologi, maka akan ada dampak positif yang signifikan bagi industri.
Salah satu faktor yang menyebabkan kesenjangan tersebut, menurut Stella, adalah kurangnya penekanan pada penelitian di kalangan dosen. Banyak dosen yang tidak difasilitasi dengan baik untuk melakukan penelitian, padahal penelitian seharusnya menjadi prioritas utama bagi mereka. Stella menyatakan bahwa penelitian harus menjadi “prioritas utama” bagi dosen, sementara mengajar menjadi “prioritas kedua.”
Stella memberikan contoh bagaimana negara-negara seperti Amerika Serikat dan China mendorong dosen-dosen mereka untuk aktif dalam penelitian. Di negara-negara tersebut, dosen bahkan bisa mendapatkan potongan gaji jika tidak melakukan penelitian. Ekosistem penelitian yang kuat ini tidak hanya bermanfaat bagi dosen, tetapi juga bagi mahasiswa, yang dapat langsung terpapar oleh sains terdepan dan pemikiran inovatif dari para dosen.
Lebih lanjut, Stella berkomitmen untuk mengubah ekosistem riset di Indonesia agar perkembangan sains dan teknologi di dalam negeri dapat lebih baik. Namun, ia menyadari bahwa upaya ini tidak bisa dilakukan sendiri dan memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak.