Jakarta – Malam pergantian tahun kerap dirayakan dengan pesta kuliner, termasuk tradisi membakar daging dan jagung. Namun, ada perdebatan yang berkembang mengenai potensi bahaya kesehatan dari konsumsi makanan yang dibakar, terutama terkait risiko kanker.
Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali dan abnormal dalam tubuh. Sel-sel kanker ini dapat berkembang dan menyebar ke bagian tubuh lainnya, menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan.
Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah konsumsi makanan yang dibakar dapat memicu kanker. Menurut Web MD, beberapa jenis makanan yang dimasak pada suhu tinggi, terutama karbohidrat seperti kentang dan roti, dapat melepaskan zat kimia bernama akrilamida.
Penelitian pada hewan pengerat menunjukkan bahwa kadar akrilamida yang tinggi dapat menyebabkan pembentukan tumor. Namun, bukti pada manusia masih terbatas. Penelitian besar yang mengkaji hubungan antara akrilamida dan kanker di berbagai organ tubuh, seperti prostat, kandung kemih, ginjal, dan usus, sebagian besar tidak menemukan hubungan yang jelas.
Metode memasak seperti mengasapi, memanggang, atau menggoreng daging dapat melepaskan zat kimia lain, yaitu amina heterosiklik dan hidrokarbon aromatik polisiklik. Seperti akrilamida, zat-zat ini juga dapat menyebabkan tumor pada hewan pengerat, meskipun bukti pada manusia masih belum jelas.
Makanan Pantangan untuk Menghindari Kanker:
– Daging proses seperti nugget ayam, sosis, dan daging kornet sering menjadi favorit masyarakat. Namun, proses penggaraman dan pengalengan dapat menciptakan zat karsinogen yang meningkatkan risiko kanker.
– Makanan gorengan, yang sangat populer di Indonesia, juga berisiko. Proses penggorengan pada suhu tinggi dapat menghasilkan akrilamida, yang bersifat karsinogenik. Selain kanker, konsumsi gorengan juga dapat meningkatkan risiko diabetes dan obesitas.
– Makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, obesitas, peradangan, dan stres oksidatif, yang semuanya berkontribusi pada risiko kanker.
– Konsumsi alkohol juga memiliki dampak signifikan terhadap risiko kanker. Alkohol dipecah menjadi asetaldehida, zat kimia yang dapat merusak DNA dan mengganggu perbaikan sel, sehingga memicu pertumbuhan sel kanker.